Bertemu Kelinci Laut di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu
Belum lama ini sekitar satu
minggu yang lalu saat minggu pertama di bulan ramadhan, saya dan teman saya
melakukan kegiatan penyelaman di perairan pulau panggang, Kepulauan Seribu.
Kegiatan penyelaman ini dalam misi penelitian. Hal yang menjadi tujuan dari
kegiatan penyelaman ini yaitu mendapatkan beberapa biota yang bernama nudibranchia atau kelinci laut yang akan
menjadi obyek penelitian. Walaupun dalam kondisi sedang berpuasa, tidak
mengurangi niat dan semangat kami dalam melakukan penyelaman ini.
Pulau panggang dipilih sebagai
lokasi penelitian karena menurut literatur di sekitar perairan pulau ini banyak
dijumpai kelinci laut. Selain itu, akses dan akomodasi yang cukup lengkap, serta
lokasinya yang berdekatan dengan pulau Pramuka sebagai pusat pemerintah Kab.
Kepulauan Kepulau Seribu menjadi alasan lokasi ini dipilih. Kegiatan penyelaman kami lakukan selama
satu hari, mulai siang sampai menjelang sore. titik penyelamannya sendiri
berada di perairan selatan pulau panggang. Untuk menuju titik penyelaman
tersebut kami menggunakan kapal penduduk sekitar dengan biaya yang masih
terjangkau.
Saat perjalanan menuju titik penyelaman,
suguhan pemandangan yang indah pun terhampar. Perairan yang ada di sekitar
pulau panggang ternyata masih jernih dan hamparan terumbu karang hidup terlihat
dari atas kapal. Arus perairan pun terasa tenang dan bersahabat sehingga
memudahkan perjalanan. Berbekal kamera underwater dan wadah plastik, pencarian
kelinci laut pun kami lakukan setibanya di lokasi.

Suguhan hamparan terumbu karang pun
langsung menyapa kami saat baru masuk ke perairan. Terumbu karang tersebut
terlihat begitu jelas karena jernihnya air laut di lokasi penyelaman. Terlihat soft coral (karang lunak) dari jenis
kipas laut, lilia laut, cacing
pohon natal dan sponge yang mendominasi di perairan ini, sedangkan jenis hard coral (karang keras) yang
mendominasi yaitu jenis Acropora.
Selain hamparan terumbu karang, ikan-ikan terumbu pun juga seakan menyapa
kehadiran kami. Terlihat ikan jenis betok (Abudefduf
sp.), nemo (Amphripion sp.), ekor
kuning (caesio cuning), ikan pari
lumpur, dll. Keindahan dan keramahan alam bawah laut di sekitar pulau panggang
ini membuat saya kagum dan sayang sekali apabila kita melewatkannya. Dan sempat
terpikir dalam benak, apabila ekosistem seperti ini sampai rusak dan hancur,
maka sungguhlah rugi dan tercela kita sebagai manusia karena tidak bisa menjaga
ciptaan tuhan yang maha indah ini.
Selanjutnya pencarian kelinci laut
langsung kami arahkan pada karang lunak (soft
coral). Hal ini berdasarkan informasi dari literatur yang menyebutkan bahwa
kelinci laut sering ditemukan menempel di karang lunak. Dan tentu saja tak
berapa lama, beberapa spesies pun berhasil kami dapatkan. Beberapa spesies
kelinci laut tersebut di antaranya Chromodis
willan, Nembrotha cristata.
Ukuran kelinci laut yang diambil memiliki ukuran diatas 5 cm. Momen menarik
yang sempat dialami yaitu saat kami menjumpai sepasang kelinci laut yang sedang
melakukan proses perkawainan. Tentu saja hal ini membuat kami gembira, karena
jarang bisa melihat secara langsung proses perkawinan kelinci laut. Pencarian
pun kami lakukan selama 1 jam lebih, dan beberapa sampel kelinci laut sudah
berhasil kami dapatkan.
Kelinci laut atau nudibranchia yang menjadi obyek penelitian
ini merupakan biota yang terkenal unik karena memiliki tubuh lunak dan tidak
dibungkus oleh cangkang seperti halnya jenis siput laut dan kerang-kerangan,
selain itu biota ini berukuran mungil dan berwarna-warni. Kata nudibranchia berasal dari gabungan kata
bahasa latin nudus yang berarti
telanjang, dan kata bahasa yunani brankhia
yang berarti insang. Biota yang juga dikenal dengan nama kelinci laut
ataupun siput laut ini ternyata merupakan karnivor dan biasanya memangsa
sponge, hydroid, lilia laut, kerang-kerangan bahkan memangsa sesamanya
(kanibal).
Keberadaan kelinci laut sebagai
salah satu kekayaan hayati laut dan memiliki peranan dalam rantai makanan,
menjadikan kelinci laut sebagai spesies yang harus dilestarikan. Selama ini
kelinci laut diburu oleh manusia untuk dijadikan sebagai biota hias di akuarium
dan juga sebagai bahan pembuatan obat tradisional. Hal ini tentu saja akan
mengganggu keseimbangan ekosistem yang sudah ada. Penelitian yang kami lakukan
ini pun memiliki harapan agar nantinya pemanfaatan kelinci laut tidak lagi
dieksploitasi secara langsung dari alam, tetapi merupakan hasil budidaya.
Sehingga keberadaan dari kelinci laut masih tetap terjaga dan bisa dinikmati
oleh anak cucu kita.

Diposkan 24th July 2013 oleh Satria Afnan Pranata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar